Posted on 12 Jul 2022

Selain dapat dijadikan sebagai wadah, kemasan memiliki perananan  dalam melindungi makanan dari kontaminasi bahan luar.

Pada umumnya, kemasan makanan mengandung tinta cetak dengan formulasi yang beragam.

Apabila pemilihan bahan baku serta formulasi tinta cetak yang tidak sesuai dapat menghasilkan kontaminasi berupa bau dan bahan kimia terhadap makanan.

Sampai saat ini banyak kejadian yang mengakibatkan kerugian pasar, kerusakan nama brand dan juga kerugian finansial

Insiden historis seperti ditemukannya kandungan Isopropil tioxantone (ITX) pada susu bayi atau benzofenon dan mineral oil pada sereal menunjukkan zat berbahaya dapat bermigrasi dari kemasan ke dalam pangan dalam kondisi yang berbeda-beda.

Kesadaran masyarakat akan migrasi bahan tinta melalui kemasan ke dalam pangan semakin meningkat. Migrasi bahan tersebut dapat terjadi lewat mekanisme yang berbeda-beda, seperti berikut ini.

 

1. Migrasi Set-off

Migrasi ini ditandai adanya perpindahan tinta dari sisi belakang kemasan dari substrat (rol, tumpukan, dan lainnya). Selanjutnya, sisi ini akan kontak langsung dengan pangan.

2. Migrasi Difusi

Migrasi ini terjadi saat bahan pada tinta menembus bahan kemasan ke dalam pangan. Migrasi difusi dapat juga terjadi secara perpindahan gas. Bahkan, bahan kaku seperti botol PE (polyethylene) tidak selalu menjadi penghalang yang cukup terhadap kemungkinan migrasi.

3. Migrasi Fase Gas

Migran juga dapat bermigrasi dari cardboard (releasing reservoir) melalui fase gas di dalam kemasan dan akhirnya ke pangan (recipient reservoir). Contohnya adalah mineral oil atau kontaminasi lingkungan.